Tulisan berjalan

Kunjungi Blog RENDY FIRSTDETA RENALDY

Selasa, 10 Desember 2013

Agama dan Masyarakat

Agama dan Masyarakat
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang ati dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agama para tasauf.

Contoh kasus akibat tidak terlembaganya agama adalah “anomi”, yaitu keadaan disorganisasi sosial di mana bentuk sosial dan kultur yang mapan jadi ambruk. Hal ini, pertama, disebabkan oleh hilangnya solidaritas apabila kelompok lama di mana individu merasa aman dan responsive dengan kelompoknya menjadi hilang. Kedua, karena hilangnya consensus atau tumbangnya persetujuan terhadap nilai-nilai dan norma yang bersumber dari agama yang telah memberikan arah dan makna bagi kehidupan kelompok.
1. Fungsi Agama
Ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari dalam mendiskusikan fungsi agama dalam masyarakat, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian. Ketiga aspek itu merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia, sehingga timbul pertanyaan sejauh mana fungsi lembaga agama memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan adalah suatu sistem, atau sejauh mana agama dapat mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya. 
Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka norma pun dikukuhkan dengan sanksi sakral. Sanski sakral itu mempunyai kekuatan memaksa istimewa karena ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi, supramanusiawi, dan ukhrowi.
Fungsi agama di sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama baik antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang mempersatukan mereka.
Masalah fungsionalisme agama dapat dianalisis lebih mudah pada komitmen agama. Menurut Roland Robertson (1984), dimensikomitmen agama diklasifikasikan menjadi :
a.Dimensi keyakinan mengandug perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran tertentu.
b.Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secra nyata. Ini menyangkut hal yang berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius formal, perbuatan mulia, berbakti tidak bersifat formal, tidak bersifat publik dan relatif spontan.
c.Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan dengan suatu perantara yang supernatural meskipun dalam waktu yang singkat.
d.Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
e.Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.
2. Pelembagaan Agama
Agama sangat universal, permanen, dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, maka akan sulit memahami masyarakat. Hal yang harus diketahui dalam memahami lembaga agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur dari agama.
Menurut Elizabeth K. Nottingham (1954), kaitan agama dalam masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan keseluruhannya secara utuh.
a.Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-nilai Sakral
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakatnya menganut agama yang sama. Sebab itu, keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya:
  1. Agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam sistem masyarakat secara mutlak.
  2. Nilai agama sering meningkatkan konservatisme dan menghalangi perubahan dalam masyarakat dan agama menjadi fokus utama pengintegrasian dan persatuan masyarakat secra keseluruhan yang berasal dari keluarga yang belum berkembang.
b.Mayarakat-masyarakat Praindustri yang Sedang Berkembang
Masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi. Agama memberi arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tiap masyarakat, pada saat yang sama, lingkungan yang sakral dan yang sekular masih dapat dibedakan. Fase kehidupan sosial diisi dengan upacara-upacara tertentu. Di pihak lain, agama tidak memberikan dukungan sempurna terhadap aktivitas sehari-hari, agama hanya memberikan dukungan terhadap adat-istiadat.
Pengalaman tokoh agama yang merupakan pengalaman kharismatik, akan melahirkan suatu bentuk perkumpulan keagamaan yang akan menjadi organisasi keagamaan terlembaga. Pengunduran diri atau kematian figure kharismatik akan melahirkan krisis kesinambungan.

Sumber :

Iptek dan Kemiskinan

Iptek dan Kemiskinan 

Ilmu pengembangan teknology adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki , menemukan , dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan pemahaman manusia dari berbagai dari segi kenyataan manusia.ilmu itu bukan sekedar pengetahuan melaikan meragkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang tertentu.sedangkan teknology adalah an dari beberapa ahli :
NS.Asmadi
 ilmu merupakan sekumpulan ilmu pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali.
Poespoprodjo
ilmu merupakan proses perbaikan diri secara berkesinambungan yang meliputi perkembangan teori dan uji empiris.
Thomas Khun
ilmu merupakan himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak ilmu penemuan baik dalam bentuk penolakan maupun pengembangan.
Dr.Maurice Bucaille
ilmu adalah kunci mengungkapkan segala hal baik dalam jangka waktu lama maupun sebentar.
Francis Bacon
ilmu merupakan satu satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta yang dapat menjadi objek-objek pengetahuan.
Charles Singer
ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan.
Popper
ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin direorganisasi.
Dr.H.M.Gade
ilmu adalah falsafah , yaitu tentang pemikiran tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia.

Kemiskinan
kemiskinan mungkin disemua masyarakat tidak asing lagi mendengarnya , kemiskinan di zaman sekarang ini sudah merejalela sudah hampir 80% rakyat indonesia hidup nya menegah kebawah , dan itu harus segera ditanggulangi bagaimanapun cara nya.  garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok , bisa di pengaruhi oleh tiga hal yaitu :
1.persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2.posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3.kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.

Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.tidak memiliki faktor produksi sendiri , seperti tanah , modal ,dan keterampilan dll
2.tidak memiliki kemungkinkan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri , seperti memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
3.tidak pendidikan mereka rendah.
4.kebanyakan tinggal didesa sebagai pekerja bebas.

Sumber :
http://www.kumpulanistilah.com/2013/01/pengertian-teknologi.html 
http://www.arifnoviyanto1.blogspot.com
http://www.consumptive.net/2011/11/pengertian-ilmu-pengetahuan-definisi.html
http://ditryfitrian.blogspot.com/2010/11/bab-8-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html


Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat 

Pertentangan sosial di dalam masyarakat adalah merupakan salah satu konflik yang biasanya timbul dari berbagai faktor - faktor sosial yang ada dalam masyarakat itu sendiri.pertentangan sosial atau konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan - perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari norma - norma yang berlaku didalam masyarakat , misalnya gaya hidup , hak istimewa, gengsi dan peluang hidup. berikut merupakan faktor-faktor pertentangan sosial yaitu :

1.Perbedaan Kepentingan 
artinya dasar dari timbul nya tingkah laku dan sifatnya esensial bagi kelangsunag hidup individu itu sendiri.sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Berikut ini faktor perbedaan tersebut :
a.Faktor Bawaan yaitu memang timbul berdasarkan faktor perasaan
b.Faktor Lingkungan Sosial yaitu faktor yang sangat terjadi di lingkungan sekitar kita
kedua faktor diatas merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan.
2.Prasangka , Diskriminasi dam Ethosentris 
Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya , sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. prasangka selalu ada pada mereka berfikiran sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan , sarjana , dan pemimpin atau negarawan..prasangka dan diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan , perkembangan , dan bahkan integrasi masyarakat . dalam kaitan dengan dasr kebutuhan pribadi , prasangka menunjukan pada aspek sikap . sedangkan untuk diskriminasi menunjukan pada aspek - aspek tindakan.
3. Ketegangan dalam masyarakat 
konflik (pertentangan) cenderung menimbulkan respon respon yang ketakutan atau kebencian. konflik dapat memberikan akibat merusak terhadap diri seseorang, aggota kelompok.konflik dapat menimbulkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok. 
ada 3 elemen dasar merupakan ciri-ciri dari situasi konflik :
1.terdapat 2 atau lebih unit - unit atau bagian - bagian yang terlibat konflik .
2. unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam ( kebutuhan , sikap , nilai , gagasan , masalah dll).
3.terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Cara-cara pemecahan konflik :
1. Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah. 

6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
4.Golongan-Golongan yang berbeda dan Integrasi sosial 
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Bentuk Integrasi sosial
Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Alkulturasi yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.


Faktor-Faktor terjadinya masalah sosial
1. Faktor Internal: Faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu sendiri.
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
· Tuntutan perkembangan zaman
· Persamaan kebudayaan
· Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
· Persaman visi, misi, dan tujuan
· Sikap toleransi
· Adanya kosensus nilai
· Adanya tantangan dari luar

Sumber :